GOSULUT.ID – Komisi 1 DPRD Provinsi Gorontalo tidak tinggal diam terhadap kebakaran yang terjadi di perkebunan Tebu yang belum ini terjadi di Kecamatan Tolangohula dengan melakukan kunjungan kerja ke Dinas Pertanian Provinsi Gorontalo, Selasa (30/04/2024), sebagai langkah untuk memperoleh data dan informasi awal.
Didapati ada beberapa informasi berkaitan dengan PT. Pabrik Gula (PG) Gorontalo selaku perusahaan yang telah beroperasi sejak tahun 1990 di kawasan perkebunan itu.
“Kami meminta informasi yang terkait dengan persoalan tersebut memang terungkap. Ada beberapa hal yang tertentunya ini perlu diperhatikan diseriusi untuk ditindaklanjuti, dan ini tentunya tidak langsung pada kasus pembakaran itu,” Ujar Ketua Komisi 1, AW Thalib.
Aleg PPP ini menguraikan, betapa tidak komitmennya perusahaan tersebut dalam melakukan kerja sama dengan masyarakat petani tebu misalnya kesepakatannya plasma sebesar 20 persen, yang saat ini baru kurang lebih 10 persen, kemudian menyangkut masih rendahnya harga harga tebu bila dibandingkan dengan yang ada di daerah lainnya.
“Terinformasi disini kan baru 530 ribu per tonnya, sementara di daerah lain sudah mencapai 650 ribu rupiah,” Ungkapnya
Kemudian menyangkut CSR, ketenagakerjaan, kebijakan impor raw sugar yang dinilai merugikan bagi petani tebu.
Kembali ke soal pembakaran, berdasarkan penjelasan Kepala Dinas pertanian Muljady Mario, bahwa ternyata PT. PG Gorontalo pernah mengirimkan permohonan untuk melakukan pembakaran
“Kemudian permohonan ditolak oleh pemerintah. Ada berapa surat yang tadi perlihatkan pada kita dan ini tentunya mungkin ada benang merahnya terkait dengan hal itu, jangan sampai ini adalah perbuatan perusahaan atau mungkin memang disengaja oleh masyarakat,” Sambungnya.
AW Thalib bersyukur pihak GAKKUM (Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan) dari Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan telah datang melakukan penelusuran. Ia turut berharap pihak Kepolisian Daerah (Polda) juga bisa mengungkap pembakaran perkebunan tebu itu yang kerap terjadi berulang- ulang kali dan selalu menjelang musim panen tiba.
Ia menegaskan, pihaknya juga akan ikut andil dan membawa persoalan ini ke DPRD untuk dilakukan kajian secara bersama-sama dengan pihak terkait.
“Kita akan pelajari dulu kasus ini. Karena ini berkali – kali dan bahkan mungkin juga kita akan bisa menelusuri hal ini sampai ketingkat management pusatnya yang ada di Surabaya,” Pungkasnya.