Scroll ke bawah untuk membaca
Editorial

Benarkah “Refleksi RUPS 2025”, Malapetaka Bagi BSG Disaksikan Rakyat Sulut Gorontalo?

317
×

Benarkah “Refleksi RUPS 2025”, Malapetaka Bagi BSG Disaksikan Rakyat Sulut Gorontalo?

Sebarkan artikel ini
(Foto: Istimewa)

GOSULUT.ID – Mencermati perkembangan pertemuan para tokoh para pemegang saham BSG dari dua provinsi yang memiliki ikatan emosional yang kuat dalam bingkai BOHUSAMI “Bolaangmongondow-Hulondalo-Sanger dan Minahasa” dengan slogan “Torang Samua Basudara”. Kemudian Gorontalo mekar dari Sulawesi Utara menjadi sebuah provinsi sendiri.

Namun walaupun sudah terpisah rasa kebersamaan terus berlanjut dalam segala hal oleh para pemimpin dari masa kemasa. Bahkan hubungan melekat dan permanen diwujudkan dalam hubungan perbankan.

Scroll untuk lanjut membaca
Advertisement

Terbukti lahirnya Bank Pembangunan Daerah (BPD) terus berdiri kokoh, bahkan namanya berubah menjadi Bank Sulut. Namun guna mempererat rasa kebersamaan antara Sulut dan Gorontalo yang dibingkai dengan “Torang Samua Basudara” lahirlah nama Bank Sulut Gorontalo (BSG) dengan Slogan “Torang Pe Bank” untuk mempererat tali persaudaraan dua daerah yang pernah hidup bersama, dan sekarang menjadi berbeda wilayah pemerintahan.

Namun hari ini, semua terasa berbeda hanya karena sudah tidak ada lagi tokoh pemersatu yang mampu menjaga hubungan kedua daerah untuk saling memahami dalam berbagai kepentingan.

Apakah karena hanya Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) PT. BANK SULUTGO pada hari Rabu (9/4) membuat kita bercerai-berai hanya persoalan belum terakomodir dalam jabatan Komisaris dan Direksi.

Menjadi pertanyaan kita semua, apakah Urgensi RUPS sebenarnya? Kadang terlihat semacam arena, tetapi tidak untuk bertarung siapa yang menang, dan siapa kalah, namun lebih kepada pertanggung jawaban Pengurus & kemudian dievaluasi oleh Shareholder guna kepentingan Lembaga menjadi lebih baik kedepan. Jika ending RUPS hanya menghasilkan keputusan yang menjadikan BSG “Bank Sulut Gorontalo” dihantui MALAPETAKA/TSUNAMI.

Bagaimana jadinya, jika para Bupati/Walikota mendapat dukungan Gubernur Gorontalo, Gusnar Ismail untuk bersama-sama RKUD wilayah se Propinsi Gorontalo tidak lagi di Bank Sulut Gorontalo “BSG”. Bagaimana Outstanding 16 T kira kira 4 T sampai 4,5 T berada di Wilayah Gorontalo artinya ada porsi kredit 25 % sampai 30%. Mari semua pihak membayangkan bila itu bermasalah, kira kira berapa NPL BSG? 25 %? 30%? (batas toleransi yang diperkenan hanya 3,5%. Berapa besar CKPN harus dibentuk? Dan bagaimana nasib target laba BSG 2025 sebesar 400 M? Disinilah peran jajaran pemegang saham pengendali (PSP) serta Direksi segera mengambil langkah yang tepat sebelum terlambat. Karena malapetaka BSG sudah didepan mata kita semua rakyat Gorontalo dan Sulawesi Utara.

Disinilah peran PSP melakukan sesuatu, entah dengan penambahan pengurus ataukah anulir salah satu komisaris untuk jatah Gorontalo. Bila semua ini sulit terlaksana, siapa yang dirugikan, apakah BSG atau para pemangku kepentingan.

Perlu diingat oleh kita semua, uang itu milik siapa? Apakah uang pribadi atau negara. Jika milik negara, maka membutuhkan kesadaran semua pihak yang memiliki kepentingan. Jangan hancurkan Bank Sulut Gorontalo (BSG), tapi berbagilah jabatan yang ada untuk rasa kebersamaan dengan Gorontalo dalam bingkai BOHUSAMI “Torang Samua Basudara”.

Share :  
error: Content is protected !!