GOSULUT.ID – Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi dan Kabupaten/Kota se-Gorontalo menghasilkan 4 (empat) poin penting pada pelaksanaan High Level Meeting (HLM) di Ball Room Saronde, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo, Senin (11/12/2023).
Poin-poin penting ini sebagai upaya dan strategi pengendalian inflasi dan ketersediaan pangan khususnya mengantisipasi risiko tekanan inflasi jelang Hari Besar Keagamaan (HBKN) Natal dan Tahun Baru, yaitu:
1. Mengintensifkan pemantauan pangan bergejolak: beras, cabai, tomat melalui Early Warning System seiring dengan meningkatnya permintaan sesuai dengan pola historis/musiman.
2. Mendorong ketersediaan barang pokok melalui GPM (Gelar Pangam Murah) lebih intensif jelang HBKN Nataru
3. Menjaga ekspektasi masyarakat untuk tidak melakukan konsumsi secara berlebihan (Belanja Bijak).
4. Memanfaatkan peran BULOG untuk membantu pengendalian harga terutama beras dan minyak kelapa dan disiapkan 4 ton daging sapi untuk wilayah tertentu jelang HBKN Nataru.
Pj. Gubernur Gorontalo, Ismail Pakaya menekankan bahwa kehadiran dalam High Level Meeting menjadi bukti keseriusan untuk menanggulangi inflasi di Provinsi Gorontalo dimana Gorontalo menjadi daerah yang paling besar inflasinya.
“Berdasarkan pertemuan yang dilakukan secara daring pada Senin, 11 Desember 2023 dengan Mendagri, Kabupaten Bone Bolango dan Kabupaten Gorontalo merupakan daerah yang memiliki IPH tertinggi sat ini. Disamping itu, rata-rata harga cabai rawit di Sulawesi adalah Rp100.000, namun harga cabai rawit di Gorontalo berada di angka Rp140.000,” tuturnya.
Lanjut dia, naiknya harga cabai di Gorontalo dikarenakan adanya kesepakatan antara pedagang di Sulawesi Utara dan Gorontalo untuk memainkan harga.
“Dimana adanya permainan harga untuk membeli cabai dari petani sehingga menyebabkan harganya rusak dan tidak menguntungkan pengepul,” sambungnya.
Sementara itu, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo, Dian Nugraha menyampaikan bahwa tingginya angka inflasi di bulan Desember 2023.
“Diperkirakan akan dipengaruhi oleh komoditas ayam pedaging, tomat, beras, bawang merah dan cabai rawit yang disebabkan adanya peningkatan permintaan,” pintanya
Melalui HLM ini diharapkan dapat meningkatkan kolaborasi dan sinergi dalam setiap program dan kebijakan Pemerintah Daerah dan Bank Indonesia khususnya inflasi di Provinsi Gorontalo tidak naik lagi dipenghujung tahun 2023.