GOSULUT. ID – Hari Raya Idul Fitri 1445 H tahun 2024 Masehi, menjadi momentum penting bagi Bupati Gorontalo Prof. Nelson Pomalingo dan jajaran Pemerintah Kab. Gorontalo.
Disebut demikian, karena orang nomor satu di Kab. Gorontalo itu menerima dan menyambut “tamu istimewa” mantan Wakil Gubernur Gorontalo Toni Uloli beserta sang istri untuk menunaikan Sholat Idul Fitri di Masjid Agung Baiturahman Limboto, Rabu (10/4).
Toni Uloli yang sejak awal sudah menyatakan maju sebagai bakal calon Gubernur Gorontalo pada Pilkada serentak tahun 2024 ini, disambut dengan adat kebesaran Gorontalo dan dijamu serta didaulat hadir pada prosesi Du’a Lo’Lipu usai Sholat Idul Fitri di Yiladia Rumah Dinas jabatan Bupati Gorontalo.
Bagi sebagian kalangan pemerhati politik, kebersamaan Prof. Nelson dan Toni Uloli pada moment yang sakral ini, bisa saja memunculkan berbagai perspektif yang dikaitkan dengan agenda politik menjelang perhelatan Pemilihan Gubernur (Pilgub) 2024.
Maklum saja, kedua sosok ini disebut-sebut merupakan bakal calon Gubernur Gorontalo pada Pilkada serentak 2024.
Itulah sebabnya, baik Prof. Nelson dan Toni Uloli cukup hati-hati dalam memilih diksi saat diwawancarai sejumlah Wartawan usai Sholat Idul Fitri yang mulai menyentil soal politik dan Pemilihan Gubernur.
Dari gestur tubuh dan untaian kata yang terlontar, Toni Uloli nampaknya sangat paham dengan “kekuatan” dan kapasitas politik Prof. Nelson sebagai Bupati dan Ketua DPW PPP Provinsi Gorontalo.
Penekanan Toni Uloli yang dengan tegas mengatakan, bahwa ia maju sebagai bakal calon Gubernur bukan sebagai bakal calon Wagub merupakan ungkapan yang mengandung pesan jangan sampai muncul istilah “Neto” (Nelson-Toni) misalnya.
Demikian juga, Toni Uloli tidak akan berani sesumbar untuk mengatakan, bahwa ia akan menggandeng Prof. Nelson sebagai bakal calon Wakil Gubernurnya.
Hal itu secara psikologis tidak mungkin terucap dari seorang Toni Uloli, bahkan dari para politisi lokal lainnya yang sudah pasti akan “segan” menawarkan Prof. Nelson hanya sebagai bakal calon Wagub.
Itu artinya, Prof. Nelson dan Toni Uloli memiliki “chemistri” yang sama sebagai bakal calon Gubernur Gorontalo pada Pilkada serentak 2024.
Hal itu wajar, karena keduanya memiliki kekuatan politik yang berbeda namun berpotensi memenangkan perhelatan Pilgub.
Toni Uloli merupakan orang Gorontalo yang sukses sebagai pengusaha, mantan Wakil Gubernur di zaman Gubernur Gusnar Ismail kurang lebih 3 tahun, kader DPP Partai Golkar yang sudah ditetapkan masuk nominasi yang akan dicalonkan oleh Partai Golkar.
Di sisi yang lain, kapasitas dan kapabilitas Prof. Nelson juga sangat diperhitungkan. Ia tidak hanya dikenal sebagai pelaku sejarah pembentukan Provinsi Gorontalo yang mendapat julukan “Sang Deklarator” Provinsi Gorontalo.
Kemudian performancenya sebagai Bupati Kab. Gorontalo 2 periode yang berhasil dengan gemilang, latar belakangnya sebagai seorang akademisi dan Guru Besar juga menjadi sisi lain yang menjadi nilai tambah.
Prof. Nelson juga seorang birokrat senior yang pernah mengemban tugas sebagai Kepala Bappeda pertama Provinsi Gorontalo dan sosok aktivis Gorontalo yang memimpin dan pernah memimpin puluhan organisasi di Gorontalo semenjak masa mudanya.
Tidak hanya itu saja, dalam tataran politik, Prof. Nelson adalah Ketua DPW PPP Provinsi Gorontalo yang sejak awal sudah disuarakan akan diusung partai ini pada Pilgub 2024.
Serta deretan jejak kiprah dan pemikirannya untuk Gorontalo yang secara konkrit telah memiliki dampak terhadap dinamika kehidupan masyarakat Gorontalo selama ini.
Dengan begitu, ditinjau dari aspek modal sosial dan kapasitas politik di Gorontalo, level Prof. Nelson Pomalingo adalah Gubernur, bukan Wakil Gubernur.
Dari performance Prof. Nelson yang demikian prospektif itulah, maka tidak mengherankan jika mantan Rektor UNG ini sangat diperhitungkan pada Pilgub 2024. Bahkan boleh disebut, Kab. Gorontalo dan kefiguran Prof. Nelson akan memegang supremasi pada tataran politik menuju perhelatan Pilgub pada 2024.
Berbicara tentang pengalaman dalam pemerintahan dan birokrasi, kemudian membahas tentang prestasi, dedikasi, pemikiran, gagasan, terobosan, kualitas intelektual dan lain sebagainya, Prof. Nelson unggul dan boleh disandingkan dengan politisi lainnya.
Dengan demikian, pilihan Toni Uloli yang lebih memilih berhari raya Idul Fitri dengan Prof. Nelson Pomalingo di Masjid Baiturahman Limboto tahun ini, dapat dimaknai sebagai salah satu bentuk pengakuannya terhadap eksistensi Prof. Nelson dalam tataran politik Gorontalo di satu sisi dan peta geopolitik Kab. Gorontalo yang secara geografis dan demografis yang cukup strategis dan menentukan dalam perhelatan Pilgub 2024
Kabupaten Gorontalo sebagaimana pengakuan Toni Uloli merupakan “daerah induk” yang terluas di Gorontalo dengan jumlah penduduk terbanyak dibandingkan dengan Kabupaten/Kota di Provinsi Gorontalo.
Hal itu sejalan dengan fakta historis Kab. Gorontalo dalam kedudukannya sebagai “Pohala’a Limutu” yang sejak dulu memiliki peran strategis dalam peradaban Gorontalo. (Ali Mobiliu)