GOSULUT.ID – Seorang petani tua dan kurus mendengar orasi politik calon gubernur (cagub) . Si cagub berjanji akan menaikan harga jual jagung di tingkat petani, membangun irigasi, memberi bea siswa dan banyak lagi janji yang bikin senang hati. Tapi si petani itu bilang – tak terdengar – omong kosong, selalu begitu setiap lima tahun. Sama seperti caleg. Nanti juga begitu terpilih lupa yang dijanjikan karena sibuk dengan perjalanan dinas yang sekali jalan menghabiskan biaya dua semester SPP ratusan mahasiswa miskin yang terpaksa melunasi SPP pakai pinjol. Kalau saja saya orang berpunya tak akan saya datang dengar janji-janji omong kosong itu.
Freud bilang, otak manusia seperti otak Macaca, kera hitam endemik Kenya. Hanya saja daya ingat Macaca hampir sempurna dari manusia. Macaca meski dalam kondisi sangat lapar ingat betul mana lawan mana kawan, mana singa mana burung nazar. Sedangkan manusia mudah lupa. Kemarin lawan, hari ini kawan. Urusan kuasa dan nafsu perut memaksa mereka melupakan janji-janji bohong di setiap iven memilih pemimpin.
Freud diatas bukan Sigmund Freud yang punya teori psikoanalisis itu. Yang membagi otak manusia menjadi tiga bagian. Freud kita ini masih warga sini kawan si petani tua dan kurus itu, sama-sama petani jagung tapi sekarang sudah hengkang ke negeri tetangga karena tak tahan terus dihimpit kemiskinan di negeri termiskin kelima nasional. Otak Freud bukan otak macaca.
Negeri ini tak bisa hanya dibangun dengan janji. Janji, seperti yang sudah-sudah, cepat lupa secepat menelan ludah. Negeri ini harus dibangun dengan gagasan dan ide besar yang dicanangkan dalam komitmen yang bulat, kuat dan sungguh-sungguh. Tak boleh setengah hati. Komitmen pada gagasan dan ide yang besar itu wajib dipunyai mereka yang dipilih menjadi pemimpin. Sudah itu harus ada keberanian untuk mengeksekusi.
Itu sebabnya pemimpin di era nuklir ini jangan seperti Firaun di era fosil yang membangun Piramida yang melegenda walau rakyat Mesir masih miskin sampai sekarang. Atau Jokowi yang membangun IKN yang penuh kontroversi dan kebohongan di tengah korupsi, pengangguran dan kemiskinan merajalela. Berjanji IKN pakai uang swasta faktanya pakai uang negara puluhan triliun rupiah.
Nanti kasih tahu ke cagub, kalau terpilih jangan belajar pada Firaun atau Jokowi tapi belajar pada Finlandia, negeri berpenduduk lima jutaan dengan pendapatan perkapita tertinggi di dunia yang hidup bahagia dan bersahaja. Belajarlah dari sana bagaimana cara menciptakan kesejahteraan.
Sudah terlalu banyak janji yang terlontar. Sudah terlalu sering dikhianati. Berlangsung lama, dari tahun ke tahun. Sistematis dan masif. Apakah kalian tidak berpikir.
Deswerd Zougira, aktivis antikorupsi