GOSULUT.ID – Dalam politik semuanya bisa berubah setiap saat karena dinamika yang terus berjalan selaras menuju dan bermuara ke satu tujuan demi kepentingan bersama.
Belum satu bulan perjalanan keanggotaan DPRD Provinsi (Deprov) Gorontalo periode 2024-2029, fenomena inilah yang menyeruak pada pembentukan fraksi-fraksi. Fraksi yang sebelumnya dipastikan hanya 6 fraksi utuh plus 1 fraksi gabungan tiba-tiba berubah bahkan justru bertambah jelang diketuknya palu sidang paripurna untuk ditetapkan.
Adalah 3 aleg partai demokrat yang digawangi langsung sang Ketua partai, yakni Erwin Ismail mampu menggaet aleg Hanura, Ekhwan Ahmad
untuk membentuk fraksi Demokrat Nurani Rakyat, padahal mantan aleg DPRD Kota Gorontalo itu sebelumnya telah bergabung di fraksi Harapan Bangsa bersama PAN dan PKB.
Sehingga saat ini secara resmi DPRD memiliki 8 fraksi yang terdiri atas fraksi Partai Golkar, fraksi Nasdem, PDI-P, Gerindra, PKS, PPP, fraksi Amanat Bangsa terdiri dari PAN dan PKB serta Fraksi Demokrat Nurani Rakyat dari partai Demokrat dan Hanura.
Bagi Erwin, apa yang telah dihasilkan melalui sidang paripurna yang sempat di skorsing dan tertunda dari akhir bulan lalu sampai dengan ditetapkan saat ini bukan karena ulahnya tapi semata-mata dari proses politik.
“Saya menganggap itu bagian dari proses politik, tidak ada masalah. Makanya kemudian paripurna tertunda. Walaupun ada yang bilang gara -gara Erwin Ismail nih sampai paripurna tertunda, ya terserahlah, ” Ungkapnya.
Dikatakan, apa yang dilakukan dan dijalankan sampai dengan menghasilkan fraksi Demokrat Nurani Rakyat adalah berkat dari upaya pendekatan serta lobi-lobi karena baginya tidak kawan maupun musuh yang abadi.
“Kita mencoba untuk melakukan lobi lagi dan berproses, ini juga adalah bentuk pembelajaran politik. Jadi dalam politik tidak ada teman dan lawan yang abadi. Semua bisa dinamik sesuai dengan tujuan bersama, ” Imbuh Erwin.
Ia menjelaskan, sebenarnya konsolidasi dalam rangka pembentukan fraksi telah dilakukan beberapa bulan sebelumnya namun kesepakatan buyar akibat adanya Pemungutan Suara Ulang (PSU) di daerah pemilihan Boalemo dan Pohuwato.
“Saya pun waktu itu sudah bersepakat bergabung dengan beberapa partai, namun semuanya buyar karena PSU. Faktanya begitu begitu PSU berubah orang, akhirnya berubah juga kebijakan. Nah, kemudian pada saat sudah dekat mau pelantikan, saya ditunjuk sebagai Ketua Tim Pemenangan paket GAS Koalisi Golkar Gerindra Demokrat, 100 persen saya diberitanggung jawab oleh pak Rusli Habibie, pak elnino dan Pak Gusnar sehingga saya tidak punya waktu untuk memikirkan tentang Koalisi di Parlemen, ” Urai Erwin.