GOSULUT.ID – Tradisi Malam Qunut yang digelar biasanya di hari 13 sampai 15 Ramadhan oleh masyarakat di Kecamatan Batudaa, Kabupaten Gorontalo telah menjadi ikon yang begitu dikenal sampai dengan saat ini.
Biasanya pada puncak malam ke 15, warga berdatangan dari segala penjuru tidak saja yang berasal dari daerah yang terbesar di Provinsi Gorontalo tapi juga dari daerah tetangga bahkan ada dari luar gorontalo.
Paling menarik dari kegiatan ini diramaikan dengan kehadiran banyaknya para pedagang yang menjajakan jualan yang menjadi ciri khas perayaan ini yakni kacang dan pisang. Tidak heran masyarakat begitu antusias datang tidak sekedar melihat acara tersebut tapi juga membeli kacang dan pisang sembari mengajak keluarga dan lain-lain.
Bagi Siti Nurayin Sompie tradisi religius ini merupakan
bagian tak terpisahkan dari identitas daerah yang dikenal dengan semboyan sakral: adat bersendikan syara, syara bersendikan Al-Quran.
“Malam Qunut, yang diyakini sebagai momen menyambut Lailatul Qadar, dirayakan oleh masyarakat Gorontalo dengan penuh kekhidmatan. Tradisi ini tidak hanya menjadi ekspresi keimanan, tetapi juga bentuk nyata dari pelestarian budaya berbasis nilai-nilai Islam.
Srikandi DPRD Provinsi Gorontalo asal Partai Gerindra ini mengapresiasi semangat masyarakat dan generasi muda khususnya di Kecamatan Batudaa dalam menggelar perayaan ini. Ia menilai, selain menjaga tradisi, kegiatan ini juga memperkuat kebersamaan masyarakat.
“Tradisi malam Qunut ini harus tetap dipertahankan dan dilestarikan karena sebagai bagian dari identitas budaya dan keislaman masyarakat setempat apalagi kita dikenal dengan daerah yang dijuluki Serambi Madinah,” tandasnya.