GOSULUT. ID – Upacara detik-detik proklamasi yang pertama kali akan di gelar di Ibu Kota Nusantara (IKN) pada 17 Agustus 2024 telah ternodai dengan beredarnya berbagai informasi dan berita yang dialami oleh para personil perempuan dari Pasukan Pengibar Bendera (Paskibraka)
Seperti pada akun Instagram Amel Ivonila, disertai sejumlah foto, tertulis ada 16 orang putri berhijab yang telah menjalani latihan pada saat pengukuhan tidak lagi mengenakan hijabnya. Begitu juga dikutip dari laman Republika.co.id, bahwa salah satu delegasi dari Provinsi Aceh yang sebelumnya mengenakan jilbab, tiba-tiba ketika sampai di IKN harus mencopot penutup aurat tersebut bahkan pada foto berita bersama dengan Presiden Joko Widodo semua paskibraka perempuan terlihat tidak ada yang mengenakan jilbab.
Tentu saja hal ini memendapat kecaman dan protes keras dari berbagai pihak diantaranya Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) provinsi Gorontalo, Abdurrahman AbuBakar Bahmid
“Saya menyesalkan kejadian itu dan sangat memprotes karena adik-adik perempuan kita yang berjilbab tidak lagi mengenakannya gara- gara menjadi paskibraka, ini adalah bentuk intoleransi,” Ujarnya dengan keras, Rabu (14/08/2024).
Ia menegaskan, jika itu hanya karena alasan keseragaman maka justru menimbulkan sensitivitas bagi umat Islam.
“Karena penggunaan jilbab bagi perempuan adalah sesuatu yang merupakan identitas muslimah yang wajib dilakukan. Umat Islam yang lurus tentu akan bereaksi menolaknya karena hal tersebut menabrak syariat Islam, ” Imbuhnya.
Menurut pemilik sapaan Ustad Bahmid yang juga anggota DPD RI itu yang berada di belakang atas timbulnya insiden tersebut adalah BPIP (Badan Pembinaan Ideologi Pancasila).
“Karena mereka selaku penanggungjawab, BPIP harus bisa menjelaskan ke publik atas diskriminasi copot jilbab bagi Paskibraka perempuan, ” Tutupnya.