GOSULUT.ID – Provinsi Gorontalo pada 5 Desember tahun 2023 kemarin genap berusia 23 tahun. Namun daerah yang dijuluki daerah Serambi Medinah ini masih diperhadapkan dengan persoalan kemiskinan yang menurut data BPS berada ada angka 15,15 persen dan bertengger di posisi ke 5 sebagai Provinsi termiskin di Indonesia.
Mantan Gubernur Gorontalo Ke 2 yang saat ini mengabdikan diri sebagai Dosen Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas), Dr. Ir. Gusnar Ismail, M.M, mengingatkan bahwa cita-cita pembentukan Provinsi Gorontalo untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat, maka harus ditangani dengan serius dan fokus pengentasan kemiskinan
“Saya yakin kita bisa, sebab pada tahun 2010 sampai dengan 2012 angka kemiskinan Provinsi Gorontalo pernah turun 5,97 persen atau rata-rata 2 persen per tahun (diolah dari data BPS Provinsi Gorontalo, 2012). Bandingkan dengan saat ini hanya turun 0,36 persen (BPS Provinsi Gorontalo, Maret 2023),” kata Gusnar dalam keterangan tertulisnya, Jumat (29/12/2023).
Ia menegaskan, penurunan angka kemiskinan dapat diwujudkan apabila Pemerintah Provinsi (Pemprov) mengkonsolidasikan anggaran yang dikelola Pemprov dan Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten/Kota supaya nyata dan langsung dirasakan oleh rakyat miskin,
“Cegah kegiatan pengentasan kemiskinan yang hanya “judul” saja tapi kegiatannya berisi rapat, sosialisasi yang tidak fokus pada rakyat miskin, perjalanan dinas, honor petugas, pembelian alat tulis dan lain-lain,” tekannya.
Menurutnya, gunakan aplikasi digital untuk memonitor perkembangan kegiatan intervensi program untuk rakyat miskin, sehingga penanganan kemiskinan transparan dan dapat dipertanggungjawabkan.
Kemudian, lanjut dia, berkomunikasi dengan Kementerian/Lembaga/Organisasi tingkat pusat untuk melaksanakan kegiatan tingkat nasional di Gorontalo, sehingga anggaran selain dana transfer ke daerah semakin besar dan provinsi ini “kembali” dikenal seperti diawal berdirinya.
“Kuncinya adalah para Kepala Daerah, Pimpinan dan Anggota Legislatif, dan Pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) harus mampu berkomunikasi, memiliki gagasan untuk akselerasi pembangunan daerah,” tandasnya.