GOSULUT.ID – Sehari menjelang berakhirnya masa kampanye, Ketua DPW Partai Nasdem Provinsi Gorontalo, Rachmat Gobel, menghadirkan istri dan anaknya dalam kampanye di Kabupaten Gorontalo. “Ini untuk menunjukkan keseriusan saya dalam membangun Gorontalo. Seluruh keluarga berada di belakang saya dan jika ada apa-apa terhadap saya, mereka siap melanjutkan Visi 2051,” katanya, Jumat, 9 Februari 2024.
Hal itu disampaikan Gobel saat berkampanye di Desa Hutuo, Kecamatan Limboto. Pada kampanye ini ia mengenalkan istrinya, Retno Damayanti, anak pertamanya Mohammad Arif Gobel, dan adiknya Indrawati Gobel. Pada kesempatan itu, ia dan anaknya melepas rompinya dan memperlihatkan kaos biru bertuliskan “Bangga Jadi Anak Gorontalo”. Sehari sebelumnya, dalam kampanye di Kabupaten Bone Bolango, ia juga mengenalkan para keponakannya. Retno Damayanti adalah putri Letjen TNI Soenandar Prijosoedarmo, gubernur Jawa Timur periode 1976-1983. Soenandar juga pernah menjadi gubernur Sulawesi Utara (1965-1966) dan wakil ketua DPR/MPR (1982-1984).
Sebelum ini, Gobel tak pernah didampingi anak dan istrinya dalam berkampanye. Mereka sibuk dengan kegiatan masing-masing dan tak bersentuhan dengan politik. Namun kali ini, ia perlu mengenalkan keluarganya karena ia sedang mengusung Visi 2051 untuk membangun Gorontalo yang maju, adil, makmur, dan sejahtera. Visi pribadinya ini ia cetuskan pada 2021 dengan dua tombak pembangunan pelabuhan internasional Anggrek dan pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus Pangan. Visi ini ia susun setelah ia menjadi anggota DPR RI pada 2019. Dengan berkeliling di lebih 500 titik di Gorontalo serta membaca kondisi sosial-ekonomi dan budaya Gorontalo, ia menemukan jalan keluar yang dihadapi Gorontalo. Sejak berdiri menjadi provinsi pada tahun 2000 hingga saat ini, Gorontalo stabil sebagai provinsi termiskin kelima di Indonesia. Padahal ia mendapati posisi strategis geografi Gorontalo yang berada di tepi Teluk Tomini dan di tepi Laut Sulawesi. Selain itu, tanah Gorontalo sangat subur dan lautnya kaya ikan, khususnya ikan tuna. Pelabuhan Anggrek berada di Laut Sulawesi sehingga bisa menjadi pintu ekspor terdekat bagi Indonesia ke negara-negara Asia Timur seperti Jepang, Korea Selatan, Hongkong, Filipina, Taiwan, bahkan Vietnam.
Dengan visi itu ia hendak membangun Gorontalo sebagai salah satu lumbung pangan nasional. Ia akan menanamkan investasi Rp 1,4 triliun, yang akan menarik investasi tambahan Rp 5 triliun hingga Rp 10 triliun, serta mampu menciptakan lapangan kerja hingga 100 ribu orang.
“Dengan visi ini, insya Allah Gorontalo akan menjadi provinsi yang makmur. Dan karena visi ini berjangka panjang maka perlu jaminan keberlanjutannya, yaitu akan diteruskan anak saya,” katanya.
Gobel menceritakan bahwa sebelum wafat ayahnya berwasiat agar harta yang ia wariskan, yang berupa perusahaan, harus digunakan untuk membangun Gorontalo.
“Cari uang di Jakarta, tapi untungnya bawa ke Gorontalo. Jangan cari uang di Gorontalo lalu untungnya dibawa ke Jakarta. Kedua orangtua saya sudah wafat, hanya dengan melaksanakan wasiatnya itulah semoga bisa membahagiakan kedua orangtua yang sudah berada di sana. Tidak ada upaya lain untuk bisa membahagiakan almarhum dan almarhumah kecuali dengan beramal dan mewujudkan wasiatnya,” katanya.
Gobel mengatakan, anak-anak muda membutuhkan lapangan pekerjaan dan masyarakat membutuhkan kenaikan pendapatan.
“Dengan Visi 2051, pertumbuhan ekonomi akan mengalami percepatan. Kita jangan mewariskan kemiskinan kepada anak-cucu kita,” katanya.