GOSULUT.ID – Wakil Ketua DPR RI Bidang Korinbang, Rachmat Gobel, melakukan peletakan batu pertama (ground breaking) pembangunan dan perluasan Pelabuhan Internasional Anggrek di Kabupaten Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo. “Hari ini akan menjadi awal kebangkitan Gorontalo menuju provinsi yang maju, sejahtera, adil, dan makmur,” katanya, Sabtu, (10/022024).
Peletakan batu pertama ini dilakukan bersama-sama dengan Pejabat Gubernur Gorontalo Ismail Pakaya, Kapolda Gorontalo Irjen Pol Angesta Romano Yoyol, Danrem Nani Wartabone Brigjen TNI Totok Sulistyono, dan Kepala Perwakilan Japan International Cooperation Agency (JICA) Takehiro Yashui. Hadir pula dari kejaksaan tinggi, komandan pangkalan angkatan laut, staf ahli menhub, dan para pejabat lainnya. Pada 18 Juni 2021, konsorsium PT Anggrek Internasional Terminal (AGIT) memenangkan tender pengelolaan Pelabuhan Anggrek menjadi pelabuhan internasional dalam bentuk Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU). Dirut PT AGIT, Hiramsyah S Thaib menjelaskan proses sejarah pengalihan pengelolaan pelabuhan dari Kemenhub ke swasta. Walau penyerahan sudah dilakukan pada 2021, namun izin analisis mengenai dampak lingkungan (Amdal) untuk pembangunan perluasan pelabuhan baru keluar pada November 2023. Setelah melalui persiapan akhirnya bisa dilakukan ground breaking pada hari Sabtu ini.
Gobel menceritakan akibat lamanya proses perizinan Amdal tersebut sempat muncul tuduhan bahwa proyek tersebut sebagai proyek bodong. “Peletakan batu pertama ini merupakan jawaban terhadap tuduhan tersebut,” katanya. Ia mengeluhkan proses perizinan yang butuh dua tahun. Padahal sudah ada omnibuslaw UU Cipta Kerja yang turut ia dorong untuk disahkan dengan cepat. Ternyata kehadiran UU tersebut tetap tak efektif.
Lebih lanjut Gobel mengatakan, Pelabuhan Anggrek merupakan infrastruktur strategis karena akan menggerakkan ekonomi Gorontalo, apalagi nanti akan diikuti dengan pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus Pangan. Keberadaan pelabuhan yang dekat dengan Ibukota Nusantara yang sedang dibangun, katanya, menjadikan Gorontalo akan menjadi pemasok kebutuhan pangan di ibukota negara yang baru tersebut. Tanah Gorontalo yang subur, katanya, juga merupakan potensi untuk mengembangkan pertanian dan perkebunan. Pariwisata dan beragam usaha, katanya, juga akan berkembang pesat.
“Potret Gorontalo akan berubah dari potret kemiskinan menjadi potret yang penuh senyum. Pelabuhan ini akan menjadi lokomotif ekonomi Gorontalo dalam mengentaskan kemiskinan. Karena itu saya menyebutnya sebagai awal kebangkitan Gorontalo,” katanya.
Dalam sambutannya, Takehiro Yashui, mengatakan Pelabuhan Anggrek akan menjadi pelabuhan internasional utama di Indonesia karena memiliki posisi yang strategis.
“Dekat dengan Filipina, IKN, dan Vietnam. Ini baik di masa depan,” katanya. Provinsi Gorontalo, katanya, akan berkembang pesat dengan lahirnya lapangan kerja yang besar dan naiknya pendapatan masyarakat. Karena sesuai data BPS, katanya, Gorontalo adalah provinsi termiskin kelima di Indonesia.
Sedangkan Ismail Pakaya menyampaikan bahwa pelabuhan ini lebih dekat ke IKN sehingga akan menguntungkan Gorontalo. “Bisa menjadi pengungkit kesejahteraan masyarakat Gorontalo. Tadi disebutkan oleh JICA sebagai provinsi termiskin kelima. Malu juga,” katanya.
Gobel mengatakan, ke depan tidak boleh lagi ada pengangguran di Gorontalo. “Kita jangan mewariskan kemiskinan kepada anak-cucu kita. Anak-anak muda harus disediakan lapangan kerja. Solusi mengatasi kemiskinan bukan dengan bansos atau pembagian sembako tapi dengan memberikan pekerjaan dan peluang berusaha kepada masyarakat,” katanya.